Halaman

Selasa, 16 April 2013

KARYA KITA #1 MINIMNYA KESADARAN

MINIMNYA KESADARAN MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN
Oleh : Choliq Hidayanto (SK212009)


Dewasa ini sering kita melihat banyak kejadian alam yang begitu signifikan dalam pergantian musim yang begitu sangat ekstrim. sudah selayaknya kita sebagai makhluk bumi harus bertindak dan berupaya (terutama manusia) untuk menanggulangi perubahan yang secara perlahan ini akan berubah dan perubahannya pun tak menentu atau tidak sewajarnya, kita sebagai penduduk yang mawas diri sebaiknya agar cepat sadar akan semua ini. Agar kelangsungan hidup kita manusia, hewan, dan tumbuhan dapat seimbang  dan sejalan.

Ketika ada seorang yang seenaknya membuang sampah plastik di sembarang tempat, kemudian sering kita jumpai para petani yang membasmi hama dengan menggunakan pestisida. Nah di sinilah peran kita untuk memberi pemahaman, pengetahuan dan tindakan apa untuk mengurangi semua perilaku yang kurang baik itu, karena itu dapat menimbulkan efek yang dapat merusak kelangsungan hidup biotik maupun abiotik.


Pada suatu ketika tanpa sengaja saya melihat seseorang yang tengah membuang sampah plastik di sungai, kemudian saya hampiri orang tersebut, sebut saja, *R* saya pun menegur orang tersebut dan kita sedikit berbincang soal sampah.

C : "Selamat siang bapak, sedang apa bapak di tepi sungai?"

R : "Saya di sini sedang membuang sampah plastik."

C : "Setiap hari bapak membuang sampah di sungai? Apa bapak tidak tahu risiko apa yang akan terjadi?"

R : "Ya tidak setiap hari, tapi sering aja karena di daerah saya tidak ada tempat pembuangan sampah yang layak, risiko buang sampah di sungai banyak juga, antara lain banjir, penyakit kulit, dapat dijadikan sarang nyamuk, dan dapat menyebabkan pengendapan tanah pada sungai."

C : "nah itu bapak tahu... Terus kenapa bapak masih melakukan hal ini? Bapak kan dapat berkoordinasi dengan kepala desa untuk membuat tempat pengelolaan sampah (TPS)."

R : "Ya saya akan melakukan hal itu, barang kali kita dapat memanfaatkan untuk dijadikan produk yang ekonomis, dan dapat menghasilkan uang."

C : "Ya kalau begitu terima kasih pak atas perbincangan ini, semoga bapak dapat mewujudkan angan-angan bapak."

R : "Iya terima kasih nak atas tegurannya, semoga kamu dapat menjadi orang yang pemerhati lingkungan."
    
Itulah tadi sekilas perbincangan saya dengan bapak *R*. Sebenarnya banyak orang yang telah mengetahui apa risiko membuang sampah di sungai, mereka melakukan hal itu bukan karena acuh, atau tidak peduli terhadap lingkungan. Hal itu disebabkan :
  • tidak adanya tempat pembuangan sampah yang mumpuni
  • tidak adanya tindakan untuk menghilangkan sampah
  • kurangnya kesadaran untuk menjaga lingkungan
  • sudah menjadi kebiasaan dari dini
  • kurangnya keimanan
  • minimnya pengetahuan cara untuk mendaur ulang sampah
Seperti yang kita ketahui bahwa zat-zat kimia yang terkandung dalam pestisida itu bersifat larut di dalam air dan sulit untuk diuraikan, ketika saya pulang ke rumah saya melihat pak tani yang sedang membasmi hama dengan cara menyemprot dengan pestisida, kemudian kami mengadakan perbincangan dengan pak tani.

C : "selamat sore, pak"

T : "Iya ada apa nak? Ada yang bisa bapak bantu?"

C : "Bapak sedang melakukan apa?"

T : "Ini nak saya sedang melakukan penyemprotan hama walang yang sangat wajar."

C : "sebelumnya saya minta maaf pak apabila kehadiran saya mengganggu aktivitas bapak. Saya mau bertanya, ini pak yang saya mau tanyakan tahukah bapak keuntungan dan kerugian penggunaan pestisida?"

T : "Iya tidak mengganggu kok. Kebetulan saya juga lagi istirahat dan mau pulang. Ya saya pada awalnya hanya ikut-ikutan dan sekarang menjadi tahu bahwa pestisida itu juga dapat membantu petani dalam penanggulangan hama. Kalau kerugiannya tidak ada."

C : "Oh begitu ya pak. Kalau saya boleh berkomentar pak, memang salah satu keuntungan pestisida itu untuk mengurangi hama, tapi kerugian yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida juga ada, pak.

T : "masak? Kok saya merasa beda dengan anggapan kamu. Pestisida itu ya sangat menguntungkan bagi petani."

C : "Menurut ilmu yang saya pelajari pak zat hara yang ada di dalam tanah apabila terkena pestisida secara terus menerus, itu akan habis bahkan hilang. Itu yang mengakibatkan lambat laun tanah yang bapak garap sekarang ini akan menjadi tidak subur.

T : "Loh kok bisa kenapa emangnya?"

C : "Iya pak dikarenakan zat-zat dalam pestisida itu mudah larut dalam air dan di dalam air pestisida juga tidak dapat dilarutkan sehingga tanah yang terkena zat kimia dalam jangka lama akan mengalami sedimen pengendapan dan keras."

T : "Oh begitu. Tapi mana contohnya kalau zat kimia itu sulit diuraikan?"

C : "Ini contohnya pak. Ada tumpukan semacam busa berwarna kuning kaya berminyak. Zat ini tidak bisa larut dalam air dan nantinya mengendap."

T : "Oh begitu, terus bagaimana solusinya?"

C : "Gunakanlah pupuk kandang, kompos, itu lebih baik untuk penyuburan tanah dalam jangka panjang.

T : "Oh iya kalau gitu terima kasih ya dek atas infonya."

C: "Iya pak, sama-sama."

Itulah cerita saya dengan beberapa orang yang beranggapan benar menurut dirinya dan kurang mempperhatikan keadaan ekosistem di sekitar mereka. 


#Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Kesehatan  Semester II Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES KENDAL.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar Anda di sini ....